Organ hati merupakan salah satu organ vital dalam tubuh, sekaligus organ yang paling besar di dalam tubuh. Dengan berat sekitar 1,5 kilogram, hati atau kerap disebut liver ini memiliki beragam fungsi dalam mengatur keseimbangan dan metabolisme tubuh. Organ ini juga memiliki kemampuan regenerasi yang sangat cepat sehingga perlu dijaga secara tepat agar tidak rusak.
Ada 4 fungsi utama hati yang sangat penting. Pertama, hati bermanfaat dalam proses detoksifikasi tubuh. Dalam organ ini, berbagai jenis racun, sisa obat, alkohol, dan bahan berbahaya yang diproduksi oleh tubuh diubah menjadi zat yang netral, sehingga menjadi unsur yang dapat diterima oleh organ lain.
Kedua, hati berperan memecah sel darah merah untuk dibawa ke kantung empedu yang membantu penyerapan sari makanan dan kandungannya. Metabolisme protein juga bergantung pada kondisi hati yang sehat. Ketiga, hati memiliki kemampuan memproduksi, menyimpan, dan mengedarkan glukosa ke seluruh bagian tubuh dan mengawasi kadar kolesterol dalam darah, mengolah, dan memproduksinya sebanyak yang dibutuhkan.
Terakhir, hati juga berfungsi mengolah kandungan yang terkandung dalam vitamin yang dikonsumsi. Kemudian, hati juga memiliki sel yang bertugas sebagai sentral sistem imun. Sel ini sangat penting dalam menanggulangi serangan bakteri, virus, dan kerusakan lain yang berasal dari luar tubuh sehingga bermanfaat melawan infeksi. Dikarenakan fungsi hati sangat penting bagi tubuh, maka kesehatan hati harus dijaga. Adapun beberapa hal untuk menjaga kesehatan hati:
1. Imunisasi
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Penyebabnya bisa beranekaragam, baik dari konsumsi alkohol, konsumsi obat-obatan, hingga akibat dari HIV/AIDS. Berdasarkan virusnya, penyakit ini pada umumnya dibagi menjadi Hepatitis A dan B. Meski sama-sama disebabkan oleh virus, namun Hepatitis A berbeda dengan Hepatitis B. Hepatitis A dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A. Hepatitis A tidak berkembang parah menjadi kanker hati, namun tetap harus diobati karena dapat membuat badan lemas, mudah lelah, mual berkepanjangan, hingga menguningnya kulit dan mata.
Sedangkan Hepatitis B menular melalui darah maupun cairan yang dikeluarkan manusia dan dapat menyebabkan kronis seperti gagal hati atau sirosis. Penyebabnya adalah virus hepatits B. Penularannya dapat melalui jarum suntik, kontak seksual, penularan ibu ke janin, hingga transfusi darah.
Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sejak dini. Misalnya, imunisasi hepatitis B yang diberikan sejak bayi lahir dan dilakukan dalam beberapa tahap. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan bayi memperoleh empat dosis vaksinasi hepatitis B. Dosis pertama pada saat baru dilahirkan, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 3 bulan, dan dosis keempat pada usia 4 bulan. Sebagian bayi menerima empat dosis jika menggunakan vaksinasi hepatitis kombinasi. Vaksinasi Hepatitis B sebaiknya diberikan sedini mungkin, sebelum bayi berusia 12 jam, untuk menghindari virus masuk ke dalam tubuh bayi lebih dulu dibanding vaksin. Untuk orang dewasa terbagi ke dalam tiga dosis. Dosis pertama dan kedua dengan jeda waktu 1-6 bulan.
Begitupun vaksin hepatitis A dapat diberikan setelah usia 2 tahun. Dosis pertama diberikan setelah anak menginjak usia 2 tahun, dan dilanjutkan dengan dosis kedua setelah 6 bulan hingga 12 bulan sejak dosis pertama diberikan.Bawa bayi dan anak Anda ke dokter atau sarana kesehatan setempat seperti Posyandu untuk mendapatkan vaksinasi secara teratur.
Vaksin hepatitis A juga sebaiknya diberikan pada penderita penyakit yang mempengaruhi sistem darah dan kekebalan tubuh. Ada pula kalangan yang berisiko, termasuk penjaga atau perawat hewan yang terkena infeksi hepatitis A, ilmuwan yang bekerja di laboratorium riset hepatitis A, para tenaga kesehatan, dan mereka yang harus bekerja di area yang kurang higienis.
2. Minum Air yang Cukup
Air adalah komponen terbesar dari darah. Selain membantu menghilangkan racun, air membantu melakukan proses penyerapan terhadap nutrisi penting. Normalnya, minum lah air 6-8 gelas per hari. Jumlah ini bisa bertambah jika melakukan aktivitas berat seperti atlet.
Sementara hati merupakan organ yang berfungsi menyaring darah karena kemampuannya membuang racun. Maka air berperan dalam membantu hati melakukan detoksifikasi dan membantu membuang racun pada hati melalui kulit serta sistem pencernaan. Jika kurang banyak asupan air, darah akan menjadi lebih kental. Hal ini membuat beban kerja hati lebih berat untuk menyaring darah yang kental tersebut.
3. Makan Makanan Bergizi
Pengaturan makanan, baik secara jenis dan jumlah yang tepat, dapat membantu hati untuk mengatur lalu lintas metabolisme dengan baik dan meringankan kerja hati. Ada kondisi yang disebut sebagai perlemakan hati (fatty liver). Perlemakan hati adalah kondisi dimana lemak trigliserida menumpuk pada sel hati. Umumnya keadaan ini berkaitan dengan obesitas dan sindrom metabolik, yang pada akhirnya dapat menyebabkan peradangan hati dan sirosis.
Pemicunya oleh makanan rendah gizi dan makanan yang mengandung lemak jenuh seperti makanan yang digoreng dengan minyak jelantah. Pastikan asupan harian Anda mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh, mencakup protein, karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, zat besi dan lainnya.
4. Tidur Cukup
Pola istirahat dan rutinitas tidur juga berpengaruh terhadap kondisi hati. Tubuh merevitalisasi diri mulai pukul 22.00 WIB hingga sekitar pukul 03.00 WIB. Apabila terbiasa begadang, maka lama-kelamaan tubuh gagal melakukan proses regenerasi. Hati menjadi salah satu yang terdampak dari kebiasaan tidur dan istirahat yang tidak teratur.
5. Hindari Alkohol
Alkohol dapat menyebabkan pengerutan hati atau sirosis yang mengganggu kerja hati. Pengerutan hati mengakibatkan otot-otot pada hati menegang sehingga tidak bekerja secara optimal. Pada sirosis, sel-sel hati sudah rusak dan tidak bisa regenerasi kembali, sehingga mengakibatkan hati tidak dapat berfungsi normal lagi. Dalam jangka panjang, alkohol juga dapat menyebabkan kanker hati. Oleh sebab itu, hindari konsumsi alkohol demi kesehatan hati kita.
6. Hati-hati Mengonsumsi Obat
Seperti yang telah dibahas di atas, hati berfungsi untuk mengubah zat obat menjadi aktif atau netral. Konsumsi obat-obatan yang dijual secara bebas secara berlebihan dan tanpa aturan yang jelas, seperti obat demam, obat batuk, serta suplemen tubuh dapat menjadi racun bagi tubuh. Maka sepatutnya berhati-hati dalam mengonsumsi obat atau suplemen sehingga tidak memperberat kerja hati.
Hati yang sehat dapat bekerja maksimal, termasuk memproduksi albumin. Albumin yang merupakan plasma protein dan terdapat paling banyak terdapat di dalam darah memiliki peran penting untuk tubuh. Mulai dari albumin dapat menjaga keseimbangan cairan tubuh, albumin membantu memperbaiki jaringan sel, albumin berfungsi mengikat darah, dan albumin berfungsi mengangkut zat gizi dan hormon ke seluruh tubuh.
Bayangkan jika hati tidak dapat berfungsi maksimal untuk tubuh. Hati tidak dapat memproduksi albumin yang pada akhirnya memicu terjadinya gangguan kesehatan seperti pembengkakan (edema) tubuh, malnutrisi, hingga peradangan. Anda dapat penuhi kebutuhan albumin ini dengan makanan kaya protein seperti ikan gabus, telur, buah naga, kacang kedelai, dan lain sebagainya. Lengkapi juga dengan rutin minum suplemen kaya albumin seperti Albusmin. Terbuat dari ekstrak ikan gabus, Albusmin mengandung kadar protein 80,55%, Albumin 33,07%, dan Asam Amino yang lengkap. Albusmin, bantu penuhi kesehatanmu!