Bunda Tetap Fit dan Aktif dengan Panduan Gizi Ini

Category
24 October 2019

Pola makan seseorang akan memengaruhi keadaan gizi orang itu. Demikian pula dengan ibu yang bekerja. Pola makan ibu yang baik membuat status gizi ibu juga baik. Gizi yang baik membuat ibu sehat, tidak mudah terkena penyakit, dan produktivitas kerja meningkat.

 

Gizi yang baik akan tercapai dengan mengonsumsi gizi seimbang. Artinya, “Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur,” dalam Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) serta mikronutrien (vitamin dan mineral).

 

Sayangnya, konsumsi pangan masyarakat kita masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Salah satu hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menyatakan bahwa kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata per orang per hari masih rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan kacang-kacangan. Padahal, ibarat tubuh adalah bangunan. Protein menjadi fondasinya. Bangunan yang kuat tergantung pada fondasinya.

 

Mengonsumsi Protein

 

Pada dewasa (termasuk ibu rumah tangga yang bekerja), protein berfungsi untuk mempertahankan jaringan tubuh dan meregenerasi sel yang telah rusak. Kebutuhan protein per hari pada wanita berkisar 46 gram protein/hari. Apabila kebutuhan protein ini tidak terpenuhi maka proses perbaikan sel-sel tubuh melambat. Akibatnya, fungsi tubuh tidak berjalan dengan optimal.

 

Menurut dr. Agustyas Tjiptaningrum, Sp.PK, “Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh karena enzim, hormon, dan beberapa zat penting tersusun atas protein.” Oleh karena itu, Dosen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ini menyarankan ibu untuk mengosumsi bahan makanan yang mengandung protein dengan kandungan asam amino yang lengkap seperti sumber makanan hewani (daging, ikan, susu, keju, dan telur) serta beberapa sumber makanan nabati seperti kedelai dan kacang-kacangan. “Kandungan asam amino yang lengkap ini dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh.”

 

Tanda Kekurangan Protein

 

Webmd (https://www.webmd.com/diet/ss/slideshow-not-enough-protein-signs) menyatakan ada 7 tanda tubuh kekurangan protein:

 

1. Bengkak

 

Disebut juga dengan edema, kerap kali melanda bagian tubuh  khususnya perut, tungkai (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah), kaki, dan tangan sebagai tanda kekurangan protein. Protein yang bersirkulasi dalam darah—albumin—secara khusus membantu menjaga agar cairan tidak menumpuk di jaringan tubuh.

 

2. Perubahan mood

 

Otak menggunakan bahan kimia yang disebut neurotransmitter untuk menyampaikan informasi antar-sel. Banyak neurotransmiter ini terbuat dari asam amino, yang merupakan bahan pembangun protein. Jadi kekurangan asupan protein bisa berarti tubuh tidak dapat mencukupi jumlah neurotransmitter itu, sehingga mengubah cara kerja otak. Dengan kadar dopamin dan serotonin yang rendah, misalnya, Anda mungkin merasa depresi atau terlalu agresif.

 

3. Rambut, kuku, dan kulit bermasalah

 

Rambut, kuku, dan kulit terdiri dari protein seperti elastin, kolagen, dan keratin. Ketika tubuh tidak dapat memproduksinya, rambut menjadi rapuh atau menipis, kulit kering dan terkelupas, serta kuku rapuh dan mudah patah.

 

4. Lemah dan cepat lelah

 

Penelitian menunjukkan bahwa satu minggu saja tidak makan cukup protein dapat memengaruhi otot yang bertanggung jawab atas postur dan gerakan tubuh, terutama jika Anda berusia 55 tahun atau lebih. Seiring dengan waktu, kekurangan protein dapat membuat tubuh kehilangan massa otot yang mengurangi kekuatan dan membuat tubuh lebih sulit untuk menjaga keseimbangan serta memperlambat metabolisme tubuh. Kekurangan asupan protein juga dapat menyebabkan anemia, sehingga Anda mudah lelah.

 

5. Kelaparan

 

Protein menjadi bahan bakar bagi tubuh. Protein merupakan salah satu dari tiga sumber kalori, bersama dengan karbohidrat dan lemak. Jika Anda kerap merasa lapar walaupun Anda memiliki pola makan teratur, Anda mungkin membutuhkan lebih banyak protein. Penelitian telah menemukan bahwa makan makanan yang mengandung protein membantu Anda merasa kenyang lebih lama.

 

6. Cedera lambat sembuh

 

Pada orang yang kekurangan protein sering terlihat bahwa luka dan goresannya membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Hal yang sama tampaknya berlaku untuk keseleo dan kecelakaan terkait olahraga lainnya. Ini bisa jadi efek lain dari tubuh yang tidak memproduksi cukup kolagen. Ini ditemukan di jaringan ikat serta kulit. Untuk membuat bekuan darah, tubuh juga membutuhkan protein.

 

7. Mudah sakit atau lambat sembuh

 

Asam amino dalam darah membantu sistem kekebalan tubuh dengan cara membuat antibodi yang mengaktifkan sel darah putih untuk melawan virus, bakteri, dan racun. Tubuh membutuhkan protein untuk mencerna dan menyerap nutrisi lain yang membuat tubuh tetap sehat. Ada juga bukti bahwa protein dapat mengubah tingkat bakteri "baik" yang melawan penyakit di usus.

 

Mengatasi Halangan

 

Sesibuk apa pun ibu tetap harus memastikan kebutuhan proteinnya telah terpenuhi dengan baik. Kesibukan tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak mengonsumsi makanan berprotein tinggi. “Sumber protein tinggi bisa ada di lauk baik hewani maupun nabati, produk komersial makanan cair maupun makanan padat,” ungkap dr. Tutik Ernawati, MGizi.SpGK.

 

Kepala instalasi gizi di RSD Tjokrodipo serta RS Belleza di Bandar Lampung ini memberikan contohnya. Ibu bisa menyiapkan telur rebus/dadar atau ayam/ikan maupun daging untuk tambahan bekal.  Ibu bisa juga memiliki stok produk komersial makanan cair maupun makanan padat yang mengandung protein tinggi untuk ditempatkan di kantor. Selain itu, bawa produk komersial makanan cair maupun makanan padat yang mengandung protein tinggi itu dalam tas kerja ibu sehingga bisa langsung dikonsumsi sesuai dengan jadwal makan yang ada.

 

Membantu Ibu Tetap Aktif

 

Begitu penting protein bagi tubuh ibu. Mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan zat gizi itu membuat kesehatan ibu terjaga. Ibu yang sehat akan mampu menjalankan tanggung jawabnya dalam keluarga dan kantor dengan baik. Sayangnya, kesibukan di rumah dan kantor sering kali menjadi kendala bagi ibu untuk dapat memenuhi asupan proteinnya.

 

Di akhir pekan atau hari libur saat ibu mempunyai waktu senggang, ibu bisa menyiapkan hidangan untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Salah satu hidangan berprotein tinggi adalah ikan gabus. Namun, bagaimana saat ibu tidak sempat mengolahnya? Sementara kebutuhan protein harian ibu tetap harus terpenuhi.

 

Tenang… ada cara lain untuk membantu ibu mengatasi kendala ini, yaitu Albusmin. Ekstrak ikan gabus berbentuk kapsul ini mengandung kadar protein tinggi, albumin, dan asam amino yang dibutuhkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Albusmin, bantu penuhi kesehatanmu!