Tips Atasi Si Kecil yang Sulit Makan

Category
21 October 2019

Keadaan gizi yang baik sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. Pola makan yang benar adalah pola makan yang menerapkan gizi seimbang. Dengan kata lain, konsumsi makan sehari-hari anak harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan si anak. Nutrisi yang dibutuhkan anak sama dengan orang dewasa, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

 

Bagaimana agar anak mau mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya gizi? Semuanya dimulai pada saat anak berusia 6 bulan, yaitu pada saat si kecil mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MP-ASI). “Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang beraneka ragam pada periode ini menjadi sangat penting,” dalam Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014.

 

Pembangun dan Pemelihara

 

Pada masa anak-anak inilah terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Protein memiliki andil yang besar untuk keberlangsungan proses itu. Protein berfungsi sebagai pembangun dan pemelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Fungsi itu tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain. Sebagai zat pembangun, protein membuat tubuh si kecil bertambah tinggi dan besar selama fase pertumbuhan. Selain bertumbuh, anak juga berkembang. Berkembang dalam hal kecerdasan, misalnya. Dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa keemasannya. Kekurangan protein pada masa itu akan mengurangi tingkat kecerdasan anak. Sayangnya, kondisi itu tidak bisa dipulihkan sehingga anak menjadi tidak secerdas semestinya. Sebagai zat pemelihara, protein membuat luka pada tubuh si kecil sembuh.

 

Selain itu, protein dapat membantu memenuhi kebutuhan energi anak karena 1 gram protein menghasilkan 4 kilo kalori, hampir sama dengan karbohidrat. Asupan energi yang dihasilkan dengan mengonsumsi protein juga lebih mengenyangkan daripada yang berasal dari lemak.

 

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian KesehatanRI melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2013, kebutuhan protein yang harus dipenuhi anak setiap hari:

 

· 0-6 bulan: 12 gram (g)

· 7-11 bulan: 18 g

· 1-3 tahun: 26 g

· 4-6 tahun: 35 g

. 7-9 tahun: 49 g

 

Usia 10 tahun kebutuhan protein anak dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin:

 

Anak laki-laki

· 10-12 tahun: 56 g per hari

· 13-15 tahun: 72 g per hari

· 16-18 tahun: 66 g per hari

 

Anak perempuan

· 10-12 tahun: 60 g per hari

· 13-15 tahun: 69 g per hari

. 16-18 tahun: 59 g per hari

 

Menurut dr. Tun Paksi Sareharto, MSiMed, SpA, dokter anak di RSUP Dr. Kariadi, Semarang, “Angka-angka di atas adalah angka acuan secara umum. Untuk kebutuhan protein masing-masing anak bisa saja berbeda tergantung dari aktivitas harian anak, antara satu anak dengan yang lain tidak sama. Anak yang banyak menggunakan waktunya untuk beraktivitas bisa jadi membutuhkan protein yang lebih banyak, sehingga asupan protein perlu disesuaikan.”

 

Makanan berprotein tinggi dinilai dari kelengkapan kandungan asam aminonya. Semakin lengkap asam amino yang terkandung dalam makanan itu berarti makin tinggi nilai protein makanan itu. Makanan berprotein bisa berasal dari hewan dan tumbuhan.

 

Protein hewani memang mengandung asam amino yang lebih lengkap daripada protein nabati. Namun, protein hewani tinggi keolesterol (kecuali ikan) dan lemak. Sebaliknya, keunggulan protein nabati adalah proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibandingkan pangan hewani serta mengandung isoflavon (kandungan fitokimia yang turut berfungsi mirip hormon estrogen (hormon kewanitaan) dan antioksidan serta antikolesterol). Oleh karena itu, selain mengonsumsi telur, ikan, daging, dan susu, berikan pula kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, dan kacang merah kepada si kecil.

 

Pengangkut Nutrisi

 

Di dalam tubuh, nutrisi membutuhkan pengangkut untuk diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Alat pengangkut itu adalah albumin. Nutrisi akan diangkut oleh albumin menuju jaringan tubuh yang membutuhkan.

 

Albumin adalah jenis protein yang diproduksi oleh hati dan paling banyak ditemukan dalam darah. Jumlahnya sekitar 50-60 persen dari keseluruhan jumlah protein dalam darah. “Sebagai pengangkut nutrisi inilah, albumin sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Dalam pertumbuhan, albumin berperan dalam menyusun sel-sel baru serta bekerja sebagai hormon pertumbuhan sehingga anak dapat bertumbuh. Dalam perkembangan, albumin berperan dalam pembentukan dan perbanyakan sel-sel saraf, sehingga fungsi sel, jaringan, dan organ berkembang menjadi lebih matang,” ungkap dokter spesialis anak di RS Nasional Diponegoro, Semarang ini.

 

Apabila tubuh kekurangan albumin, fungsi protein akan berkurang. Akibatnya, kata dr. Paksi, “Pertumbuhan anak menjadi terhambat, anak menjadi kurus, stunting, mengalami gizi buruk, perkembangan anak menjadi terlambat, dan anak menjadi gampang sakit.”

Jadi, walaupun asupan nutrisi si kecil sudah terpenuhi dengan baik, tetapi kadar albumin di dalam tubuhnya rendah, nutrisi itu tidak dapat terangkut dengan baik.

 

Agar Anak Mau Makan

 

Dokter Paksi yang juga spesialis anak di RS Hermina Banyumanik Semarang memberikan kiat-kiatnya.

 

1. Membuat makanan yang menarik dan bervariasi agar anak tidak bosan. Misalnya, membentuk makanan menjadi seperti boneka atau hewan yang lucu dan menata atau memadukan warna-warni asli makanan menjadi tampilan yang menarik.

 

2. Ajak si kecil untuk makan bersama dengan kita. Orang tua dapat menggunakan kesempatan itu untuk mencontohkan makan makanan yang baik untuk anak. Menu makan yang dimakan anak juga dimakan orang tuanya dalam saat yang sama. Misalnya, kita mau anak kita mau makan ikan, maka sebagai orang tua sebaiknya kita memberi contoh dengan makan ikan pula. Begitu juga dengan menu makanan atau minuman yang lain karena pada umumnya anak akan meniru kebiasaan orang tuanya.

 

3. Sekitar 4 jam sebelum jam makan, anak “dipuasakan”, sehingga saat jam makan anak benar-benar lapar. Hal itu untuk mengajarkan anak “rasa lapar”. Dipuasakan di sini artinya tidak diberikan makanan atau minuman yang dapat mengenyangkan seperti susu, roti, dan minuman bersoda. Hindari pula makanan yang dapat mengurangi indra pengecap lidah untuk merasakan makanan/minuman seperti makanan berbumbu serta makanan/minuman manis. Anak boleh minum sedikit minuman sekadar untuk menghilangkan rasa hausnya.

 

4. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, namun tidak terlalu larut dalam permainan. Ada beberapa hal yang orang tua dapat lakukan. Misalnya, orang tua bercerita tentang hal-hal yang lucu dan gembira sehingga suasana makan menjadi ceria. Anak diberi mainan yang sederhana. Jangan berikan mainan puzzle yang membuat si kecil asyik berkonsentrasi hanya pada mainannya. Alternatif lain, ajak anak berjalan-jalan di sekitar rumah.

 

Cara Lain Memenuhi Kebutuhan Albumin

 

Salah satu zat gizi yang berperan penting dalam masa pertumbuhan anak adalah protein. Namun, protein tidak dapat bekerja sendiri. Protein memerlukan albumin. Kekurangan albumin pada anak menyebabkan protein yang dikonsumsi anak akan pecah sehingga protein yang seharusnya dikirim untuk pertumbuhan sel menjadi tidak maksimal. Hal ini menyebabkan anak lambat perkembangan tubuhnya dan menjadi kurang cerdas.

 

Bahan pangan yang mempunyai kandungan albumin yang tinggi adalah ikan gabus. Selain itu, ikan gabus dapat mengatasi masalah kekurangan gizi bagi anak-anak yang susah makan. Kandungan zat gizi dalam ikan gabus hampir memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak.

 

Sayangnya, anak-anak sering kali enggan makan ikan ini. Mereka mengatakan ikan itu bau amis, penampakannya menakutkan, dan alasan-alasan lainnya yang sepertinya dicari-cari. Di sinilah diperlukan kreativitas ibu (orang tua) agar buah hatinya mau makan ikan. Ibu dapat memperoleh berbagai kreasi hidangan ikan gabus dari internet. Ada juga cara lain yang dapat ibu lakukan sebagai variasi hidangan ikan gabus, yaitu dalam bentuk kapsul. Albusmin adalah ekstrak ikan gabus yang mengandung kadar protein tinggi, albumin, asam amino yang lengkap, dan mikronutrien untuk membantu si kecil dalam tumbuh kembangnya. Albusmin, bantu penuhi kesehatanmu!